Pada saat hari gelisah
hujan menimpa derasnya
denting keras sang waktu pun melambat, menusuk pendengaranku
berderu-deru membisingkan kalbu, antara rintik air langit dan denting masa per detik
tanpa batas...
hingga matahari menutup kantup, sampai aku mati pulas
adalah cinta yang membuatku gelisah
aku harus menolak nafsu
aku harus membuat sekat fantasi
aku harus membenci ia yang kucintai
ia sebenarnya telah berakad suci
ia sesungguhnya telah mengikat hati
ia telah berada di altar yang tidak ku ketahui
tak ada daya menjerit, karena dada menyempit memaksaan setiap helaan nafas masuk, begitu terasa sakit
kaki dan raga melemah, terkulai lesu pada kasur dan angin semu
aku patah hati pada pria suci...
kadang mimpi terlalu indah dan realita terasa begitu menyiksa. menjeritlah dengan kencang, menangislah sampai sesak, tertawa dan bergembiralah sesuka hati. nikmat bukan? inilah Ruang Imaji. Tempat dimana hanya Tuhan, hati, dan pikiranmu saja yang tahu.
Minggu, 26 Desember 2010
Jumat, 24 Desember 2010
materiah materiah durjana
lihatlah diriku sombong,
tersesat pada jalan tanpa belokan.
kesadaran adalah hal yang memuakkan
tetap tenang pada kelurusan zaman.
bangga! jadi pengikut kekapitalan.
alur itu disadari terus merasuk, merasuki...
ini era jahiliah digital.
massa ketika seni dan HAM jadi alasan.
zaman kepura-puraan, madani katanya!
aku bagian itu.
dari kepura-puraan,
tak ada daya menolak, dan diperdaya karena menerima.
beginilah...
hidup pada diri berprinsip ilusi.
langit biru untuk darah biru
langit merah untuk darah merah
di negeriku.
yang pintar yang bermodal
yang bodoh yang meminta-minta
di negeriku.
olalala...
di zamanku, bahkan tak mengenal Tuhan.
ketika agama jadi hal yang dipisahkan,
ketika moral jadi sebuah ketabuan,
ketika hati bukan lagi jadi keputusan.
ketka materi jadi sesuatu yang diprioritaskan.
maka...
aku tinggal menunggu manusia-manusia bahagia fana.
ia mengenal cinta. iya
ia mengenal cita. iya
iya mengenal mimpi. iya
ia bahkan berharap. iya
iya mereka dapat.
tapi ini tentang fana, fatamorgana.
sia-sia kurasa,
cinta, cita, mimpi,harapan.
enyah mereka.
karena materi jadi alasan murtadnya,
tersesat pada jalan tanpa belokan.
kesadaran adalah hal yang memuakkan
tetap tenang pada kelurusan zaman.
bangga! jadi pengikut kekapitalan.
alur itu disadari terus merasuk, merasuki...
ini era jahiliah digital.
massa ketika seni dan HAM jadi alasan.
zaman kepura-puraan, madani katanya!
aku bagian itu.
dari kepura-puraan,
tak ada daya menolak, dan diperdaya karena menerima.
beginilah...
hidup pada diri berprinsip ilusi.
langit biru untuk darah biru
langit merah untuk darah merah
di negeriku.
yang pintar yang bermodal
yang bodoh yang meminta-minta
di negeriku.
olalala...
di zamanku, bahkan tak mengenal Tuhan.
ketika agama jadi hal yang dipisahkan,
ketika moral jadi sebuah ketabuan,
ketika hati bukan lagi jadi keputusan.
ketka materi jadi sesuatu yang diprioritaskan.
maka...
aku tinggal menunggu manusia-manusia bahagia fana.
ia mengenal cinta. iya
ia mengenal cita. iya
iya mengenal mimpi. iya
ia bahkan berharap. iya
iya mereka dapat.
tapi ini tentang fana, fatamorgana.
sia-sia kurasa,
cinta, cita, mimpi,harapan.
enyah mereka.
karena materi jadi alasan murtadnya,
Jumat, 17 Desember 2010
Pesan Awan
awan hitam datang,
pada saat yang sudah ku duga,
raga telanjang dan jiwa mabuk kepayang,
indera tak guna, hanya hati yang gumam gelisah,
"mau mati saja," pikirnya bodoh.
"ah, jangan. nanti aku masuk neraka." nuraninya menimpa.
lalu aku bicara...
"ini tentang hati atau logika?"
adalah kelu bagiku,
ketika akal merayu, ketika hati pura-pura dungu,
awan tambah kelam, bintang hilang, matahari tenggelam, bulan pun tak kunjung berbayang.
pekat hitam dan hampa yang tersisa.
hampa dan pekat hitam yang dirasa.
aku bersama pikir dan nurani, bersembunyi pada tirai-tirai ilusi.
aku dengan akal dan pikiran, bersandar pada pilar-pilar sisa khayal.
sedih, airmata itu kering,
luka, raga-raga dan jiwa-jiwa tak berdaya,
terhempaslah aku...
hati menggerutu dan pikir jadi beku.
sampai saat ini, awan hitam enggan pulang, ia tenang di atas ubun-ubunku.
"aku pergi, jika di akalmu bukan ilusi. aku seketika hilang, jika di hati mu tak lagi khayal." bisik sang awan pada helaan nafasku.
pada saat yang sudah ku duga,
raga telanjang dan jiwa mabuk kepayang,
indera tak guna, hanya hati yang gumam gelisah,
"mau mati saja," pikirnya bodoh.
"ah, jangan. nanti aku masuk neraka." nuraninya menimpa.
lalu aku bicara...
"ini tentang hati atau logika?"
adalah kelu bagiku,
ketika akal merayu, ketika hati pura-pura dungu,
awan tambah kelam, bintang hilang, matahari tenggelam, bulan pun tak kunjung berbayang.
pekat hitam dan hampa yang tersisa.
hampa dan pekat hitam yang dirasa.
aku bersama pikir dan nurani, bersembunyi pada tirai-tirai ilusi.
aku dengan akal dan pikiran, bersandar pada pilar-pilar sisa khayal.
sedih, airmata itu kering,
luka, raga-raga dan jiwa-jiwa tak berdaya,
terhempaslah aku...
hati menggerutu dan pikir jadi beku.
sampai saat ini, awan hitam enggan pulang, ia tenang di atas ubun-ubunku.
"aku pergi, jika di akalmu bukan ilusi. aku seketika hilang, jika di hati mu tak lagi khayal." bisik sang awan pada helaan nafasku.
Kamis, 09 Desember 2010
hancur
ah. apa guna
sungguh aku tiada artinya
jauh melangkah, demi sedikit gengsi
keringat tercurah, dengan dusta
cita-cita, katanya !
tiada artinya...
sungguh...
sungguh aku tiada artinya
jauh melangkah, demi sedikit gengsi
keringat tercurah, dengan dusta
cita-cita, katanya !
tiada artinya...
sungguh...
Rabu, 08 Desember 2010
andai aku bukan pemimpi
andai.
andai.
andai.
andai kata andai tak pernah ada !
bagaimana jadinya pemimpi tak tahu diri seperti ku?
aku mimpi.
ketika realita menyiksa.
aku mengharap.
ketika mimpi juga menyiksa.
aku berandai-andai.
saat harap jadi menyiksa.
andai..
adalah duka yang manis.
andai..
adalah hiburan kelu.
andai..
adalah penyesalan.
andai..
bahkan Tuhan tak suka kata andai.
apa aku tanpa andai?
manusia yang kering asa,
manusia yang tak merasa cinta,
manusia hampa,
andai
aku bukan pemimpi.
andai.
andai.
andai kata andai tak pernah ada !
bagaimana jadinya pemimpi tak tahu diri seperti ku?
aku mimpi.
ketika realita menyiksa.
aku mengharap.
ketika mimpi juga menyiksa.
aku berandai-andai.
saat harap jadi menyiksa.
andai..
adalah duka yang manis.
andai..
adalah hiburan kelu.
andai..
adalah penyesalan.
andai..
bahkan Tuhan tak suka kata andai.
apa aku tanpa andai?
manusia yang kering asa,
manusia yang tak merasa cinta,
manusia hampa,
andai
aku bukan pemimpi.
Senin, 06 Desember 2010
Sahabat
Tuhan menggandeng tanganku...
mengatur nafasku yang terengah,
masuk pada celah aliran darah nadiku yg kotor,
Dia tidak pernah meninggalkanku, bahkan ketika aku mengecewakannya,
Tuhan...
Engkau sahabatku.
mengatur nafasku yang terengah,
masuk pada celah aliran darah nadiku yg kotor,
Dia tidak pernah meninggalkanku, bahkan ketika aku mengecewakannya,
Tuhan...
Engkau sahabatku.
Langganan:
Postingan (Atom)
tentang cinta, mimpi, harapan, ... ah, cuma cerita !