Sabtu, 14 Mei 2011

kamu diam dan aku terlalu cepat

beberapa puisiku asik bersembunyi,
ia lari di matamu, ia asik berlarian pada setiap kata yang keluar di obrolanmu,
dan kertas-kertas kosong tertinggal di dada, di pangkal hati ini,
si kertas menunggu puisi-puisi itu duduk manis dan tersenyum senang padanya,

"akan ku ambil mata yang penuh getaran itu, untukmu, akan ku simpan mata itu, ku ukir di bagian hatimu yang paling dasar" ucap puisi,

dan kertas berjingkak-jingkrak,
si hati juga salah tingkah,
kini ia (hati) akan dihiasi mata yang menggetarkan.


Kemudian, puisi berikutnya berbeda,
ia kebingungan mencari-cari pengganti sepi yang hati nanti,
di jiwanya yang tak Ku kenal, puisi terus mencari...
mondar-mandir, bolak-balik, bak orang linglung,
ah. puisi lelah!
ia termenung pada jiwa itu,
namun akhirnya, ia menemukan sebuah serpihan pengganti sepi di hati itu,
puisi kebirit lari bawa serpihan ke hati,
katanya (kata puisi) itu cinta.

"Ah masa?" hati senang tak alang kepalang
"aku punya pengganti sepi, aku punya cinta saat ini" teriak hati begitu girang,

Lalu, Aku juga jadi senang,
Ah, pada jiwa yang tak ku kenal itu, aku ingin bertanya, meyakinkan kegirangan si hati, mengukuhkan cinta yang dibawa puisi pada kertas kosong ku,

"hey, benarkah serpihan yang di bawa (si puisi) itu cinta?"

bagaimana kemudian jawabnya?
ia mematung lama,
Aku kebingungan,
Dia, diam!
itu jawabnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tentang cinta, mimpi, harapan, ... ah, cuma cerita !