Kamis, 05 Mei 2011

Mereka menyayangimu dengan ketidaktahuanmu, PERCAYALAH...

Benci rasanya menjadi dewasa. Aku semakin tua, dia semakin tua juga, dan mereka yang kucinta jadi tiada. Aku, dia, mereka, semua bahkan, terlahir dari ketiadaan dan berakhir dengan ketiadaan pula. Lalu, dimana cinta berasal ketika semua hanya tak ada?

Aku benci beranjak dewasa!!!
Melihat dunia dari sisi-sisi ke-sok-tahu-annya, aku benci sok mengerti dengan teori-teori dunia. Aku lari dari keluarga yang tak pernah dewasa, aku mencari dewasa di alam yang bersahabat dengan hitam, aku memaknai sendiri dewasa, lalu aku mengerti, jika aku kehilangan cinta.

Aku telah dewasa, katanya, dan aku benci.
Aku berlari mengejar cinta yang hilang, mencoba meminta pada setiap orang, supaya mereka menggantikan bapakku, ibuku, atau Tuhan (mungkin!). Aku hitam. Ya! Kawan, aku hitam. Hitam merindu, haus marah ibu, aku lapar canda ayah. Ah, mungkin aku tak pernah merasakannya (hanya pikrku)

Aku kemudian berdiam, mencari cinta itu, si hilang. Aku tak merasa. Hari ini aku ingin bertemu Tuhan. Aku ingin bertanya dan minum kopi bersama-Nya. Aku ingin bercanda dengan Tuhan. Apa Tuhan sedang main petak umpet denganku? Ia menyembunyikan ribuan cinta yang kudapat kala aku tak dewasa. Ah, Tuhan terlalu sibuk dengan detak nadiku.

Aku berjalan-jalan pada rindu rindu itu, mereka mengantarkanku pada peti berdebu di palung hatiku. Sebuah peti memori, aku menangis lirih membukanya. Aku harus menyadari, ketika Ibu setia memangku janinku selama lebih dari 200 hari, Ibu dengan penuh cinta berteriak semangat ketika aku menangis pertama kali terbebas dari rahimnya. Ibu tidak berpeluh mengurusiku, dari tangisan pertamaku sampai ribuan tangisnya karenaku, Aku menyadarinya sekarang...Ibu memberiku banyak cinta yang tak ku sadari.
Pada Bapak, aku pun harus menyadari, Ia memperkenalkanku Tuhan ketika aku menghirup udara pertama kali di dunia, Bapak menggendongku, mengelap air mata di pipi ku ketika aku menagis, Bapak teman bermainku.
A!kala itu...
Begitulah...
Sampai sekarang, kurang lebih hampir tujuh tahun aku kecawa dengan mereka, aku hanya ingin kembali mengingat jika mereka pernah memberiku banyak cinta. Hingga aku tumbuh menjadi dewasa yang ku benci.
Mereka pernah memberiku banyak cinta, semoga mereka dekat dengan Tuhan...
terimakasih bu, pak,
aku tidak paham dengan cinta yang kalian konsepkan sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tentang cinta, mimpi, harapan, ... ah, cuma cerita !