Rabu, 27 Oktober 2010

antara saya dan filsafat




saya sering bilang sama temen2 saya, kalo saya ga suka mata kuliah filsafat. dan sekarang, berawal dari ketidaksukaan itu, saya malah pengen tahu lebih jauh tentang filsafat.

Pertama kali saya mengenal filsafat ketika saya memasuki bangku kuliah di fikom unisba. Waktu itu, semester pertama, dan Pengantar Filsafat adalah mata kuliah wajib yang saya ambil. Sebutlah Mr. X adalah dosen saya. Mungkin, karena pengaruh dari cara mengajar dia, saya jadi ga suka banget sama filsafat. Buat saya, mengetahui dan belajar filsafat adalah membuang-buang waktu dan sangat membuat ngantuk. Filsafat pada intinya adalah berpikir, tidak sekedar berpikir biasa, tapi berpikir mendalam tentang sesuatu, itu yang saya tangkap ketika belajar matakuliah ini, dan sampai saat ini tentunya.*! heyy !!!! wtf gitu loh !!!! ngapain buang-buang waktu cuma belajar hal yang musingin kita !!. Tapi temen2 saya dari kelas lain, yang tidak di ajar Mr. X, kata mereka filsafat itu asik! apalagi mereka diwajibkan membaca novel Dunia Sophie. Saya mencoba membaca sinopsis novel itu, dengan alasan supaya saya bisa mengakrabkan dengan filsafat. Tapi, semua itu percuma, toh baru baca sinopsisnya, itu semua tidak membuat pandangan saya tentang filsafat baik.
Dalam mata kuliah ini juga, saya seperti dibodohi, saya belajar tentang hewan, bukan hewan biasa, tapi hewan berpikir. Katanya manusia itu hewan berpikir. Saya sangat tidak terima, walaupun bisa berpikir, tapi tetep aja kita disamain sama hewan, ini nih ada di buku Ilmu, Filsafat dan Agama karya Endang apaaa gitu, lupa lagi namanya. Tapi, mungkin pada saat itu saya kurang paham dengan bahasannya, jadi ya saya kurang mengerti dan selalu berpandangan buruk pada semua materi dalam filsafat. Dalam buku yang terpaksa saya baca itu (tugas harus merangkum), filsafat juga merupakan ilmu yang radikal, artinya berpikir sampai ke akar-akarnya, ini nih yang membuat saya semakin enek sama filsafat. Tapi, ada hal yang saya suka yaitu dicantumkannya juga ilmuan-ilmuan Muslim. Seperti Ibnu Syina dan Ibnu Khaldun.


Singkat cerita, saya sudah menginjak semester tiga. Alhamdulillah saya bisa ngambil 24 sks. Otomatis saya ngambil mata kuliah semster atas. Waktu perwalian, saya dipilihin sama dosen pengambilan ke atasnya, saya pkir, dosen lebih tahu kemampuan saya, sehiongga tidak mungkin salah pilih. Ternyata eh ternyata, dosen memilihkan mata kuliah yang saya tidak sukai tadi, yaitu terusan dari pengantar filsafat...mata kuliahnya adalah Filsafat Komunikasi. Dosen filkom saya adalah dosen yang mengajar Pengantar Filsafat teman saya, sebutlah Mrs. Y. Pada awalnya, saya sempat down ngeliat siapa yang mengajar saya, karena beliau itu dosen yang oke cara mengajarnya. Saya takut, karena saya sangat tidak mau belajar filsafat.
Tapiiiiii.......disini nih masa perubahan saya, deuh....perubahan...!!! Entah kenapa, saya jadi tertarik pada filsafat karena cara ngajar Mrs. Y ini bisa merubah pandangan saya. Dia menawarkan teori-teori yang sulit dipahami, tetapi dia bisa membuat saya ingin memahami. Dia mengenalkan tokoh-tokoh filosofis yang tak saya kenal, tetapi saya ingin berusaha mengenal. Dia bilang, jika filsafat itu adalah akar dari segala ilmu. Walaupun saya sngat tidak setuju dengan tokoh-tokoh filsafat Eropa itu.
Saya cukup tahu Karl Marx dengan sosialisnya, tapi saya tidak perlu mengikuti dia.

Saya benci Charles Darwin dengan teori konyolnya Evolusi dan Revolusinya.

Yang membuat saya ingin mengetahui lebih banyak tentang filsafat adalah, karena filsafat itu akar dari semua ilmu, dan saya ingin mengubah sejarah orang tentang filsafat, jika ternyata saya sebagai umat Muslim, harus bangga jika kita selalu mengemukakan pandangan yang ternyata realistis, saya ingin mencari tahu lagi tentang tokoh-tokoh Fouder dan Forerunner dar kalangan cendekiawan Muslim. Kita jangan mengacu terus kepada Aristoteles, Sokrates, dan kawan-kawannya. Tapi kita harus menilai dari segi agama kita, karena filsafatkan akar segala ilmu, jadi peran agama dan cendekiawan kita dalam meluruskan masalah ini harus kita cari tahu bersama.
Maka dari itu, saya ingin belajar filsafat, karena saya ingin menggantikan sokrates, aristoteles, darwin, marx dengan para cendekiawan muslim. Seperti halnya juga yang dilakukan Harun Yahya.
Ya, begitulah kegejean saya menulis, dan begitulah hubungan saya dengan filsafat.
Ditulis dalam keadaan lelah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tentang cinta, mimpi, harapan, ... ah, cuma cerita !