Selasa, 16 November 2010

Mati, Matilah !

lusuh tubuh
bergadang sepanjang gelap dan terang
sayu matanya, memerah dan hitam di kelopaknya
karena menggandeng waktu pada mesin pendorong hawa nafsu
gigi-gigi pasrah berkarat, ilir semilir bau bau tak risau hirau
mati.
ia tak tahu matahari menyepi di ufuk barat
ia tak tahu kapan fajar menyapa
ia tak tahu dimana angin punya mata
ah!
bahkan ia tak tahu matahari seperti apa.
ia juga tak pernah kenal kompas dunia.
ia, mati.
muka seperti penggorengan penuh minyak
atau tanah lapang dengan batu-batuan
bisa juga seperti tumpukan sampah di bantar gebang
tak punya rupa
bukan muka, mungkin
mati.
ia asik sendiri
dengan elektronik musyrik
tertawa-tawa pada dunia yang melebihi hal supranatural
mati merasa hidup!
badan daki semua
ramput kutu semua
bau pesing
bau segala rupa
mati.
merasa biasa saja
lama...
lama sudah.
mati pergi.
pada saat fajar masih dibelakang pintu timur
saat orang-orang terlelap dan bermimpi tentang kekasih mereka
ia keluar dan tak ada siapa-siapa
mati menganggap dunia mati.
mati.
kembali pada mesin nafsu
matahari tak pernah ingkar janji untuk bertemu
mati sudah kecewa bahkan sebelum fajar
matahari tak menunggu mati
sampai senja jumpa, mati tetap mati.
ia tersenyum sendiri di depan layar televisi.
mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tentang cinta, mimpi, harapan, ... ah, cuma cerita !