Minggu Pagi
Selamat datang, imeh!
Di waktu yang sepi.
Dimana tawa adalah duka.
Dan menangis jadi hiburan indah.
Bersenang-senanglah dengan segala kecewa,
habiskan akhirnya,
kau menyesal bukan?
Selamat...
Menumpang
Kenalkan aku pada para penguasanya,
aku akan cerita,
aku tidur dan cinta
aku merasa, disini nikmatnya bahagia,
jadi anjing tetangga,
tawa layak mereka,
pikir lebih dari mereka,
tetap saja aku hanya anjing tetangga.
Seberapa kencang gonggonganku,
takkan pernah terdengar oleh si penguasa.
Aku hanya...
terlalu cinta...
pada unisba.
Pada fikom.
Pada suara mahasiswa.
Pada jurnalistik.
Ya!cinta.
Menumpang saja...
Kampungan!
Katakanlah:
Puisi picisan itu kampungan.
Aku mencintainya,
Aku tergila-gila padanya,
Aku menginginkannya,
Rasa.
Itu cuma rasa.
Itu cuma lampiasan rasa.
Salah?
Katakanlah:
Aku kampungan.
Lelaki
Makhluk penuh fantasi.
Jadi imajinasi
ya.
Kalah
Lelah.
Lelah menghitungi langkah.
Tidak sia-sia,
hanya kecewa.
Maka aku menangis sejadi-jadinya!
Asa
beri aku ruang,
tinggali aku jiwa,
tak usah bicara,
cukup tersenyum dengan tulus...
aku sudah bisa menerima.
Tinggal asa...
Tolol
hanya karena anda,
saat ini saya tidak jadi diri saya.
Saya merasa malu dengan hidup saya.
Haruskah saya sempurna dimata anda?
Jelaskan...
jika anda tidak suka.
Tersiksa...
Mahasiswa
Apatis...
Tak punya malu.
Mereka.
Gelas Pecah
bagian kristal kecil itu akan melukaimu,
berhati-hatilah.
Pecahkan kalau kau ingin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar